Strategi Proteksi Serebral Selama Circulatory Arrest : MONITORING

Oleh: Cahya Rudiana 


     

Pemantauan pasien dewasa yang sedang menjalani rekontruksi aorta mencakup semua pemantauan non-invasif sesuai dengan standar American Society of Anesthesiologistists, pemantauan hemodinamik invasif termasuk kateter arteri dan kateter arteri pulmonalis, transesophageal echocardiography (TEE), dan pemantauan neurofisiologis.1,3,5

TEE sangat berguna dalam  memantau fungsi kardiovaskular dalam banyak aspek termasuk menilai fungsi jantung sebelum dan sesudah DHCA, memeriksa seluruh aorta, memastikan penempatan kanula yang tepat, menilai status volume, mendeteksi adanya udara dalam ruang jantung, dan mengevaluasi apakah rekontruksi dan perbaikan pasca bedah cukup adekuat.5

Pemantauan suhu merupakan protokol standar selama anestesi umum dan penting selama teknik hipotermia. Tempat mengukur suhu tubuh inti meliputi membran timpani, nasofaring, esophagus, kandung kemih, rektum, arteri pulmonalis, dan bulbus vena jugularis. Tempat paling umum adalah nasofaring dan rektal. Pemantauan suhu di membran timpani mungkin memberikan nilai yang paling dekat dengan penilaian suhu otak.

Monitoring neurofisiologi yang lain diantaranya adalah EEG, potensial somatosensory-evoke, saturasi oksigen vena jugular (SvJO2), dan near-infrared spectroscopy (NIRS).

NIRS adalah teknik monitoring noninvasif yang mengukur saturasioksigen cerebral regional (rSO2) dan mendeteksi perubahan oksihermoglobin cerebral, deoksihemoglobin, dan konsentrasi cytochrome aa3 teroksidasi di jaringan otak. Ada beberapa keunggulan penggunaan NIRS antara lain monitoring ini bersifat noninvasif, data  yang ditampilkan bersifat “real time” dan kontinyu, murah, monitor yang ringan, mudah dibawa-bawa, tidak memerlukan instalasi atau ruangan khusus, aman dan mudah diinterpretasikan.

Saturasi oksigen pada vena jugular (SjO2) dapat digunakan sebagai penandaoksigenansi cerebral secara global. Penurunan dari nilai SjO2 mengindikasikan menurunnya suplai oksigen relatif terhadap kebutuhan. Peningkatan nilai SjO2 bisa disebabkan karena hipotermi yang menyebabkan penurunan CMRO2, penekanan obat-obatan terhadap CMRO2, atau trauma otak berat.1

Monitoring EEG menyediakan deteksi yang berkesinambungan pada aktifitas listrik otak. EEG dapat digunakan sebelum menggunakan DHCA dan selama DHCA untuk mendokumentasikan suatu periode hetinya aktifitas listrik di kortek (electrocortical silence), dimana terjadi penurunan CMRO2 sekitar50%. EEG sendiri merupakan monitor nonspesifik untuk ischemia global, yang dapat disebabkan karena malperfusi, hipotensi, atau CPB.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comingsoon !!

Konten masih dalam tahap development, fitur akan segera tersedia dalam waktu dekat