Oleh: Cahya Rudiana
1. Deep Hypothermic Circulation Arrest (DHCA)
Fase pendinginan harus bertahap, menyeluruh, dan cukup panjang untuk mencapai alokasi homogen darah ke berbagai organ. Untuk mencapai suhu inti tubuh (kandung kemih atau rektal dan esofagus), pendinginan harus berlangsung setidaknya selama 30 menit. Pendinginan yang terlalu cepat dapat membuat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dan ini dapat menurunkan ketersediaan oksigen di jaringan melalui meningkatkanya afinitas hemoglobin untuk oksigen. Peningkatan afinitas ini dikombinasikan dengan hemodilusi yang ekstrim dari cairan priming untuk CPB dapat mengakibatkan asidosis seluler sebelum DHCA. Hemodilusi yang ekstrim dapat menyebabkan hipoksia jaringan. Nilai hematokrit yang tepat sebelum dan sesudah DHCA harus dalam kisaran 22-28%, dengan hubungan yang proporsional terhadap suhu tubuh.
Penyakit vaskular oklusif dapat memperlambat tercapainya keseimbangan suhu, yang menyebabkan menurunnya perfusi serebral. Es yang ditempelkan pada kepala selain membantu mencapai suhu inti tubuh antara 12oC -15 oC juga dapat mencegah rewarming serebral yang tidak diharapkan selama DHCA.
Hipotermia mengurangi aliran darah otak (cerebral blood flow CBF) secara linear, tapi penurunan laju metabolisme oksigen serebral (cerebral metabolic rate of oxygen CMRO2) tidak sepenuhnya linear. Rata-rata, reduksi dari CMRO2 adalah 7-8% tiap penurunan 1oC. antara suhu 37oC dan 22oC, CMRO2 berkurang sekitar 5% per 1oC dan kemudian pengurangan menjadi lebih cepat ketika CMRO2 mencapai 20-24% pada 20oC dan 16-17% pada 18oC.1,5,6
Meskipun hipotermia merupakan aliran utama sebagai strategi proteksi serebral, suhu optimal dan durasi aman arrest tetap menjadi kontroversi. Berdasarkan penelitian maka durasi yang aman untuk HCA ( Hypothermia Circulatory Arrest ) adalah 5 menit pada suhu 370 C, 9 menit pada suhu 300 C, 14 menit pada suhu 250 C, 21 menit pada suhu 200 C, 31 menit pada suhu 150 C, dan 45 menit pada suhu 100 C. Hipotermia yang sangat dalam, bagaimanapun juga secara teori memiliki kelemahan terhadap kerusakan autoregulasi serebral. Berhubungan dengan potensi terhadap endapan kapiler karena viskositas darah yang meningkat 2 % tiap per 100 derajat.
Fase penghangatan kembali akan meningkatkan aliran darah ke otak dan dapat meningkatkan resiko emboli, edema serebral, dan cidera hipertermia serebral. Selama penghangatan, suhu ekstrakranial akan lebih rendah sekitar 5o-7oC. oleh karena itu diperlukan kehati-hatian agar menghindari aliran arterial hipertermik yang dapat menyebabkan cidera hipertermia serebral. Selama rewarming, suhu cairan perfusat tidak boleh melebihi suhu inti tubuh dengan gradient lebih dari 10oC. Rewarm dihentikan bila suhu esofagus sudah mencapai 36oC atau suhu rectal atau kandung kemih 34oC, dan suhu cairan perfusat tidak melebihi 36oC. Hipotermia relatif 36oC pada esophagus atau 34o pada rectal bermanfaat untuk mencegah hiperaktifitas elektrik serebral.